Senin, 04 Juni 2012

Artikel (tulisan) "masalah pendidikan di Indonesia"


Masalah Pendidikan di Indonesia

Peran Pendidikan dalam Pembangunan

Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia unuk pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman. Perkembangan zaman selalu memunculkan persoalan-persoalan baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Bab ini akan mengkaji mengenai permasalahan pokok pendidikan, dan saling keterkaitan antara pokok tersbut, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangannya dan masalah-masalah aktual beserta cara penanggulangannya.

Apa jadinya bila pembangunan di Indonesia tidak dibarengi dengan pembangunan di bidang pendidikan?. Walaupun pembangunan fisiknya baik, tetapi apa gunanya bila moral bangsa terpuruk. Jika hal tersebut terjadi, bidang ekonomi akan bermasalah, karena tiap orang akan korupsi. Sehingga lambat laun akan datang hari dimana negara dan bangsa ini hancur. Oleh karena itu, untuk pencegahannya, pendidikan harus dijadikan salah satu prioritas dalam pembangunan negeri ini.
Pemerintah dan Solusi Permasalahan Pendidikan

Mengenai masalah pedidikan, perhatian pemerintah kita masih terasa sangat minim. Gambaran ini tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang makin rumit. Kualitas siswa masih rendah, pengajar kurang profesional, biaya pendidikan yang mahal, bahkan aturan UU Pendidikan kacau. Dampak dari pendidikan yang buruk itu, negeri kita kedepannya makin terpuruk. Keterpurukan ini dapat juga akibat dari kecilnya rata-rata alokasi anggaran pendidikan baik di tingkat nasional, propinsi, maupun kota dan kabupaten.

Penyelesaian masalah pendidikan tidak semestinya dilakukan secara terpisah-pisah, tetapi harus ditempuh langkah atau tindakan yang sifatnya menyeluruh. Artinya, kita tidak hanya memperhatikan kepada kenaikkan anggaran saja. Sebab percuma saja, jika kualitas Sumber Daya Manusia dan mutu pendidikan di Indonesia masih rendah. Masalah penyelenggaraan Wajib Belajar Sembilan tahun sejatinya masih menjadi PR besar bagi kita. Kenyataan yang dapat kita lihat bahwa banyak di daerah-daerah pinggiran yang tidak memiliki sarana pendidikan yang memadai. Dengan terbengkalainya program wajib belajar sembilan tahun mengakibatkan anak-anak Indonesia masih banyak yang putus sekolah sebelum mereka menyelesaikan wajib belajar sembilan tahun. Dengan kondisi tersebut, bila tidak ada perubahan kebijakan yang signifikan, sulit bagi bangsa ini keluar dari masalah-masalah pendidikan yang ada, apalagi bertahan pada kompetisi di era global.

Kondisi ideal dalam bidang pendidikan di Indonesia adalah tiap anak bisa sekolah minimal hingga tingkat SMA tanpa membedakan status karena itulah hak mereka. Namun hal tersebut sangat sulit untuk direalisasikan pada saat ini. Oleh karena itu, setidaknya setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mengenyam dunia pendidikan. Jika mencermati permasalahan di atas, terjadi sebuah ketidakadilan antara si kaya dan si miskin. Seolah sekolah hanya milik orang kaya saja sehingga orang yang kekurangan merasa minder untuk bersekolah dan bergaul dengan mereka. Ditambah lagi publikasi dari sekolah mengenai beasiswa sangatlah minim.

Sekolah-sekolah gratis di Indonesia seharusnya memiliki fasilitas yang memadai, staf pengajar yang berkompetensi, kurikulum yang tepat, dan memiliki sistem administrasi dan birokrasi yang baik dan tidak berbelit-belit. Akan tetapi, pada kenyataannya, sekolah-sekolah gratis adalah sekolah yang terdapat di daerah terpencil yang kumuh dan segala sesuatunya tidak dapat menunjang bangku persekolahan sehingga timbul pertanyaan ,”Benarkah sekolah tersebut gratis? Kalaupun iya, ya wajar karena sangat memprihatinkan.”
Penyelenggaraan Pendidikan yang Berkualitas

”Pendidikan bermutu itu mahal”. Kalimat ini sering muncul untuk menjustifikasi mahalnya biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk mengenyam bangku pendidikan. Mahalnya biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT) membuat masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Orang miskin tidak boleh sekolah.Untuk masuk TK dan SDN saja saat ini dibutuhkan biaya Rp 500.000, — sampai Rp 1.000.000. Bahkan ada yang memungut di atas Rp 1 juta. Masuk SLTP/SLTA bisa mencapai Rp 1 juta sampai Rp 5 juta.

Makin mahalnya biaya pendidikan sekarang ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah yang menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). MBS di Indonesia pada realitanya lebih dimaknai sebagai upaya untuk melakukan mobilisasi dana. Karena itu, Komite Sekolah/Dewan Pendidikan yang merupakan organ MBS selalu disyaratkan adanya unsur pengusaha. Asumsinya, pengusaha memiliki akses atas modal yang lebih luas. Hasilnya, setelah Komite Sekolah terbentuk, segala pungutan uang kadang berkedok, “sesuai keputusan Komite Sekolah”.

Namun, pada tingkat implementasinya, ia tidak transparan, karena yang dipilih menjadi pengurus dan anggota Komite Sekolah adalah orang-orang dekat dengan Kepala Sekolah. Akibatnya, Komite Sekolah hanya menjadi legitimator kebijakan Kepala Sekolah, dan MBS pun hanya menjadi legitimasi dari pelepasan tanggung jawab negara terhadap permasalahan pendidikan rakyatnya.
Kondisi ini akan lebih buruk dengan adanya RUU tentang Badan Hukum Pendidikan (RUU BHP). Berubahnya status pendidikan dari milik publik ke bentuk Badan Hukum jelas memiliki konsekuensi ekonomis dan politis amat besar. Dengan perubahan status itu pemerintah secara mudah dapat melemparkan tanggung jawabnya atas pendidikan warganya kepada pemilik badan hukum yang sosoknya tidak jelas. Perguruan Tinggi Negeri pun berubah menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Munculnya BHMN dan MBS adalah beberapa contoh kebijakan pendidikan yang kontroversial. BHMN sendiri berdampak pada melambungnya biaya pendidikan di beberapa Perguruan Tinggi favorit.
Privatisasi dan Swastanisasi Sektor Pendidikan

Privatisasi atau semakin melemahnya peran negara dalam sektor pelayanan publik tak lepas dari tekanan utang dan kebijakan untuk memastikan pembayaran utang. Utang luar negeri Indonesia sebesar 35-40 persen dari APBN setiap tahunnya merupakan faktor pendorong privatisasi pendidikan. Akibatnya, sektor yang menyerap pendanaan besar seperti pendidikan menjadi korban. Dana pendidikan terpotong hingga tinggal 8 persen (Kompas, 10/5/2005).

Dalam APBN 2005 hanya 5,82% yang dialokasikan untuk pendidikan. Bandingkan dengan dana untuk membayar hutang yang menguras 25% belanja dalam APBN (www.kau.or.id). Rencana Pemerintah memprivatisasi pendidikan dilegitimasi melalui sejumlah peraturan, seperti Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, RUU Badan Hukum Pendidikan, Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Pendidikan Dasar dan Menengah, dan RPP tentang Wajib Belajar. Penguatan pada privatisasi pendidikan itu, misalnya, terlihat dalam Pasal 53 (1) UU No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam pasal itu disebutkan, penyelenggara dan/atau satuan pendidikan formal yang didirikan oleh Pemerintah atau masyarakat berbentuk badan hukum pendidikan.

Seperti halnya perusahaan, sekolah dibebaskan mencari modal untuk diinvestasikan dalam operasional pendidikan. Koordinator LSM Education Network for Justice (ENJ), Yanti Mukhtar (Republika, 10/5/2005) menilai bahwa dengan privatisasi pendidikan berarti Pemerintah telah melegitimasi komersialisasi pendidikan dengan menyerahkan tanggung jawab penyelenggaraan pendidikan ke pasar. Dengan begitu, nantinya sekolah memiliki otonomi untuk menentukan sendiri biaya penyelenggaraan pendidikan. Sekolah tentu saja akan mematok biaya setinggi-tingginya untuk meningkatkan dan mempertahankan mutu. Akibatnya, akses rakyat yang kurang mampu untuk menikmati pendidikan berkualitas akan terbatasi dan masyarakat semakin terkotak-kotak berdasarkan status sosial, antara yang kaya dan miskin.

Hal senada dituturkan pengamat ekonomi Revrisond Bawsir. Menurut dia, privatisasi pendidikan merupakan agenda kapitalisme global yang telah dirancang sejak lama oleh negara-negara donor lewat Bank Dunia. Melalui Rancangan Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan (RUU BHP), pemerintah berencana memprivatisasi pendidikan. Semua satuan pendidikan kelak akan menjadi badan hukum pendidikan (BHP) yang wajib mencari sumber dananya sendiri. Hal ini berlaku untuk seluruh sekolah negeri, dari SD hingga perguruan tinggi.

Bagi masyarakat tertentu, beberapa PTN yang sekarang berubah status menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN) itu menjadi momok. Jika alasannya bahwa pendidikan bermutu itu harus mahal, maka argumen ini hanya berlaku di Indonesia. Di Jerman, Perancis, Belanda, dan di beberapa negara berkembang lainnya, banyak perguruan tinggi yang bermutu namun biaya pendidikannya rendah. Bahkan beberapa negara ada yang menggratiskan biaya pendidikan.

Pendidikan berkualitas memang tidak mungkin murah, atau tepatnya, tidak harus murah atau gratis. Tetapi persoalannya siapa yang seharusnya membayarnya? Pemerintahlah sebenarnya yang berkewajiban untuk menjamin setiap warganya memperoleh pendidikan dan menjamin akses masyarakat bawah untuk mendapatkan pendidikan bermutu. Akan tetapi, kenyataannya Pemerintah justru ingin berkilah dari tanggung jawab. Padahal keterbatasan dana tidak dapat dijadikan alasan bagi Pemerintah untuk cuci tangan.


comment :

Education that occurred in Indonesia today is very memprihatikan, in Indonesia it is impossible not know the phrase "no money no goods" as was the current public education are less able to impose impossible to get an education when the cost of their lives are not being met. Quality education is not possible cheap, or rather, do not be cheap or free. But the problem is who should pay? In fact the government is obliged to guarantee every citizen access to education and ensure public access down to get a quality education. However, the fact that the Government would want to argue from responsibility. Though limited funds can not be used as an excuse for the Government to wash their hands.

Artikel (tulisan) "serba-serbi stroke"


 
Apakah stroke itu ?
 
Penyakit stroke adalah gangguan fungsi otak akibat aliran darah ke otak mengalami gangguan (berkurang). Akibatnya, nutrisi dan oksigen yang dbutuhkan otak tidak terpenuhi dengan baik. Penyebab stroke ada 2 macam, yaitu adanya sumbatan di pembuluh darah (trombus), dan adanya pembuluh darah yang pecah.
Umumnya stroke diderita oleh orang tua, karena proses penuaan menyebabkan pembuluh darah mengeras dan menyempit (arteriosclerosis) dan adanya lemak yang menyumbat pembuluh darah (atherosclerosis). Tapi beberapa kasus terakhir menunjukkan peningkatan kasus stroke yang terjadi pada usia remaja dan usia produktif (15 - 40 tahun). Pada golongan ini, penyebab utama stroke adalah stress, penyalahgunaan narkoba, alkohol, faktor keturunan, dan gaya hidup yang tidak sehat. 

Penyebab stroke
 
Pada kasus stroke usia remaja, faktor genetika (keturunan) merupakan penyebab utama terjadinya stroke. Sering ditemui kasus stroke yang disebabkan oleh pembuluh darah yang rapuh dan mudah pecah, atau kelainan sistem darah seperti penyakit hemofilia dan thalassemia yang diturunkan oleh orang tua penderita. Sedangkan jika ada anggota keluarga yang menderita diabetes (penyakit kencing manis), hipertensi (tekanan darah tinggi), dan penyakit jantung, kemungkinan terkena stroke menjadi lebih besar pada anggota keluarga lainnya.
Penyebab serangan stroke lainnya adalah makanan dengan kadar kolesterol jahat (Low Density Lipoprotein) yang sangat tinggi. Koleserol jahat ini banyak terdapat pada junk food, atau makanan cepat saji. Selain itu, penyebab terjadinya serangan stroke lainnya adalah kebiasaan malas berolah raga dan bergerak, banyak minum alkohol, merokok, penggunaan narkotika dan zat adiktif, waktu istirahat yang sangat kurang, serta stress yang berkepanjangan. Pecahnya pembuluh darah juga sering diakibatkan karena penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi). 

Gejala terjadinya serangan stroke
 
Gejala awal stroke umumnya pusing, kepala serasa berputar (seperti penyakit vertigo), kemudian disusul dengan gangguan berbicara dan menggerakkan otot mulut. Gejala lainnya adalah tergangguanya sensor perasa (tidak bisa merasakan apapun , seperti dicubit atau ditusuk jarum) dan tubuh terasa lumpuh sebelah, serta tidak adanya gerakan refleks. Sering juga terjadi buta mendadak atau kaburnya pandangan (karena suplai darah dan oksigen ke mata berkurang drastis), terganggunya sistem rasa di mulut dan otot-otot mulut (sehingga sering dijumpai wajah penderita menjadi mencong), lumpuhnya otot-otot tubuh yang lain, dan terganggunya sistem memory dan emosi. Sering dijumpai penderita tidak dapat menghentikan tangisnya karena lumpuhnya kontrol otak pada sistem emosinya. Hal itu membuat penderita stroke berlaku seperti penderita penyakit kejiwaan, padahal bukan. Hal-hal seperti ini yang perlu dimengerti oleh keluarga penderita. 

Proses penyembuhan
 
Ada 2 proses penyembuhan utama yang harus dijalani penderita. Pertama adalah penyembuhan dengan obat-obatan di rumah sakit. Kontrol yang ketat harus dilakukan untuk menjaga agar kadar kolesterol jahat dapat diturunkan dan tidak bertambah naik. Selain itu, penderita juga dilarang makan makanan yang dapat memicu terjadinya serangan stroke seperti junk food dan garam (dapat memicu hipertensi).
Proses penyembuhan kedua adalah fisiotherapy, yaitu latihan otot-otot untuk mengembalikan fungsi otot dan fungsi komunikasi agar mendekati kondisi semula. Fisiotherapi dilakukan bersama instruktur fisiotherapi, dan pasien harus taat pada latihan yang dilakukan. Jika fisiotherapi ini tidak dijalani dengan sungguh-sungguh, maka dapat terjadi kelumpuhan permanen pada anggota tubuh yang pernah mengalami kelumpuhan.
Kesembuhan pada penderita stroke sangat bervariasi. Ada yang bisa sembuh sempurna (100 %), ada pula yang cuma 50 % saja. Kesembuhan ini tergantung dari parah atau tidaknya serangan stroke, kondisi tubuh penderita, ketaatan penderita dalam menjalani proses penyembuhan, ketekunan dan semangat penderita untuk sembuh, serta dukungan dan pengertian dari seluruh anggota keluarga penderita. Seringkali ditemui bahwa penderita stroke dapat pulih kembali, tetapi menderita depresi hebat karena keluarga mereka tidak mau mengerti dan merasa sangat terganggu dengan penyakit yang dideritanya (seperti sikap tidak menerima keadaan penderita, perlakuan kasar karena harus membersihkan kotoran penderita, menyerahkan penderita kepada suster yang juga memperlakukan penderita dengan kasar, dan sebagainya). Hal ini yang harus dihindarkan jika ada anggota keluarga yang menderita serangan stroke.

comment :
Stroke is an unusual thing we hear today, the disease is very easy to attack people in productive age. Generally the stroke suffered by the elderly, because of the aging process causes hardening and narrowing of blood vessels (arteriosclerosis) and the fat that clogs the arteries (atherosclerosis). But some recent cases show an increase in cases of stroke that occurs in adolescence and the reproductive age (15-40 years). At this class, the leading cause of stroke is stress, drug abuse, alcohol, heredity, and an unhealthy lifestyle. Diseases such as these should we avoid because we have a healthy and happy life, start now to plant a healthy lifestyle in our lives.

Selasa, 22 Mei 2012

Artikel (tulisan) "Teh Minuman Kesehatan"

Teh Minuman Kesehatan

Teh merupakan tanaman daerah tropis dan subtropis yang secara ilmiah dikenal dengan Camellia Sinensis. Dari kurang lebih 3000 jenis teh hasil perkawinan silang, didapatkan 3 macam teh hasil proses, yaitu teh hijau, teh oolong, dan teh hitam. Cara pengolahan teh yaitu dengan merajang daun teh dan dijemur di bawah sinar matahari sehingga mengalami perubahan kimiawi sebelum dikeringkan. Perlakuan tersebut akan menyebabkan warna daun menjadi coklat dan memberi cita rasa teh hitam yang khas.
Teh hijau, jenis teh tertua, amat disukai terutama oleh masyarakat Jepang dan Cina. Di sini daun teh mengalami sedikit proses pengolahan, hanya pemanasan dan pengeringan sehingga warna hijau daun dapat dipertahankan. Sedangkan teh oolong lebih merupakan jenis peralihan antara teh hitam dan teh hijau. Ketiga jenis teh masing-masing memiliki khasiat kesehatan karena mengandung ikatan biokimia yang disebut polyfenol, termasuk di dalamnya flavonoid. Flavonoid merupakan suatu kelompok antioksidan yang secara alamiah ada di dalam sayur-sayuran, buah-buahan, dan minuman seperti teh dan anggur.
Subklas polifenol meliputi flavonol, flavon, flavanon, antosianidin, katekin, dan biflavan. Turunan dari katekin seperti epi-cathecin (EC), epigallo-cathecin (EGC), epigallo-cathecin gallate (EGCg), dan quercetin umumnya ditemukan di dalam teh. EGCg dan quercetin merupakan anti oksidan kuat dengan kekuatan hingga 4-5 kali lebih tinggi dibandingkan vitamin E dan C yang juga merupakan antioksidan potensial. Antioksidan diketahui mampu menghindarkan sel dari kerusakan mengingat setiap kerusakan sel akan menyumbang lebih dari 50 penyakit.
Teh hijau mengandung EGCg, demikian juga teh hitam, demikian dikatakan seorang ahli biokimia. Dalam sebuah studi yang dilakukan peneliti Belanda menyebutkan, mengkonsumsi 4-5 cangkir teh hitam setiap hari akan menurunkan resiko stroke hingga 70% dibanding dengan mereka yang mengkonsumsi teh 2 cangkir sehari atau kurang. Laporan lainnya menyebutkan lebih banyak mengkonsumsi teh hitam berhubungan dengan rendahnya kasus serangan jantung. John Folts, Direktur Sekolah Medis, Pusat Penelitian dan Pencegahan Arteri Trombosis, Universitas Wisconsin, AS menemukan kunci khasiat dalam teh yaitu flavonoid. Hasil penelitiannya menunjukkan, flavonoid dalam teh hitam mampu menghambat penggumpalan sel-sel platelet darah sehingga mencegah penyumbatan pembuluh darah pada penyakit hantung koroner dan stroke. Studi lain menyebutkan bahwa peminum teh fanatik memiliki kadar kolesterol dan tekanan darah yang rendah, meskipun masih belum jelas apakah semuanya itu langsung disebabkan karena teh.
Para peneliti di Universitas Case Western Reserve, Cleveland, AS menemukan pengaruh penggunaan teh hijau pada kulit hingga 90 %. Ternyata teh sangat efektif melindungi kulit dari sinar matahari yang dapat mengakibatkan kanker kulit. Teh juga diketahui mengandung fluoride yang dapat menguatkan email gigi dan membantu mencegah kerusakan gigi. Dalam suatu studi laboratorium di Jepang, para ahli menemukan bahwa teh membantu mencegah pembentukan plak gigi dan membunuh bakteri mulut penyebab pembengkakan gusi.
Penelitian di Jepang menunjukkan, daerah penghasil teh yang pendudukanya terkenal sebagai peminum teh fanatik, sangat rendah angka kematiannya yang disebabkan oleh kanker. Hasil studi lainnya, dilakukan kerjasama antara tim peneliti Oguni dan pusat penelitian kanker di Beijing untuk mempelajari pengaruh ekstrak teh hijau pada tikus yang telah diberi ransum makanan karsinogenik (zat pemicu kanker). Dilaporkan, angka rata-rata kanker pada tikus yang memperoleh ekstrak teh hijau setengah dari tikus yang tidak memperoleh ekstrak teh hijau.
Para peneliti yakin bahwa polifenol yang dikenal sebagai cathecin yang terdapat pada teh hijau, membantu tubuh manusia melawan sel kanker. Studi lainnya dilakukan oleh Oguni dan Dr. Masami Yamada dari Hamamatsu Medical Center menemukan cathecin membunuh Helicobator pylori, bakteri pemicu kanker lambung. 

Comment :
Tea is actually good for our bodies when we consume them with rules that the correct amount of drinking every day. The benefits of tea are many, including preventing gastric cancer, in addition to being a drug of tea can relieve our thirst after activity. As explained in the article which is that tea has many different kinds of benefits that exists at each other, quercetin is a powerful antioxidant with the power of up to 4-5 times higher than vitamin E and C which also are potent antioxidants. Antioxidants are known to prevent cells from damage since each cell damage will contribute more than 50 diseases. That is one of the benefits of tea have anti-oxidants which eminence.

Rabu, 02 Mei 2012

Tugas softskill 3 "bahasa inggris bisnis"


Leonardo da Vinci was born on Apr il 15, 1452 in Vinci, Italy.  He was the illegitimate son of Ser Piero, a Florentine notary and landlord, but lived o n the estate and was treated as a legitimate son.
In 1483, Leonardo da Vinci drew the first model of a helico pter. It did not look very much like our modern day “copter,” but the idea of what it could do was about the same.
Leonardo was an artist and sculptor. He was very interested in motion and movement and tried to show it in his art. In order to show movement, he found it helpful to study the way things moved. One subject he liked to study was birds and how they flew. He spent many hours watching the birds and examining the structure of their wings. He noticed how they cupped air with their wings and how the feathers helped hold the air. Through these studies, Leonardo began to understand how birds were able to fly.
Like many other men, Leonardo began to dream of the day when people would be able to fly. He designed a machine that used all the things he had learned about flight, and thus became the first model of a helicopter.
Poor Leonardo had only one problem, however.  He had no way to give the necessary speed to his invention. You see, motors had not yet been invented and speed was an important part of the flying process. It would be another four hundred years before the engine was invented and another fifty years before it was put to the test in an airplane. Leonardo’s dream of a helicopter finally came to pass in 1936.
The Italian painter, sculptor, architect, engineer, and scientist, Leonardo died on May 2, 1519, and was buried in the cloister of San Fio rentino in Amboise.

1.  What is the author’s main point?
a. The invention of the helicopter.
b. Birds cup air with their wings and use feathers to help hold the air.
c. An overview of one of Leonardo da Vinci’s many skills.
d. Leonardo da Vinci was born in 1452 and died in 1519.

2.  The word problem in paragraph five could best be replaced by the word:
a. dilemma
b. mistake
c. danger
d. pain

3.  The word it in paragraph two refers to:
a. Leonardo da Vinci
b. The first model helicopter
c. 1483
d. motion and movement

4. Which paragraph explains why Leonardo ’s helicopter was not successful in his lifetime:
a. paragraph 1
b. paragraph 2
c. paragraph 4
d. paragraph 5

5. The word illegitimate in paragraph one is closest in meaning to:
a. against the law or illegal
b. not in correct usage
c. incorrectly deduced; illogical
d.  born out of wedlock

6. The fo llowing sentence would best complete which paragraph? “Since then people have been living out Leonardo’s dream of flying.”
a. paragraph 3
b. paragraph 4
c. paragraph 5
d. paragraph 2

7. What was the main problem with Leonardo ’s invention?
a. motors were not yet invented
b. the birds lost their feathers
c. he was illegitimate
d. he couldn’t draw

8. The word they in the third paragraph refers to:
a. the feathers
b. the birds
c. the studies
d. the wings

9. In what year was the first helicopter flown
a. 1483
b. 1452
c. 1519
d. 1936

10. What two things did birds have that Leonardo da Vinci noticed helped them to
fly?
a. wings and beaks
b. feathers and talons
c. wings and feathers
d. cups and feathers


sumber : lintasterbaru.com/contoh-soal-toefl-latihan-tes-toefl.html

Rabu, 11 April 2012

Tugas Softskill 2 "Bahasa inggris bisnis"

STRUCTURE TOEFL

1. He’ll call back........ book the tickects
a) Because
b) To
c) So
d) For
Answer is : (b) to
(b) testing point : book (as a verb) the word book is also verb meaning “to reserve” as is here

2. I took ....... hand in .....
a) His/me
b) My/her
c) Her/me
d) Her/mine
Answer is : (d) her/mine
(d) testing point : possessive adjective and pronouns this is my pen. The pen is mine

3. I’m a specialist ...
a) Am I?
b) Am I not?
c) Am not I?
d) Aren’t I?
Answer is : (d) aren’t I?
(d) testing point : question tags if the main clause is negative, the tag is affirmative. Negative forms are contracted in tag questions, but since “am” and “not” cotrantred, “aren’nt” is used for “I” instead

4. ......... is strictly forbidden here.
a) That i’m smoking
b) Smoke
c) Smoking
d) When do I smoke
Answer is : (c) smoking
(c) testing point : gerund as a subject the gerund is the verb+ing form used as noun and can function as a subject


5. She looked at me. I looked at her. We worked at........
a) Our selves
b) Each other
c) Us
d) Themselves
Answer is : (b) each other
(b) testing point : each other use “each other” when teffering to only two we love each other

6. I’ve been to the cinema only once since you ..... to this city.
a) Have come
b) Had come
c) Came
d) Had been
Answer is : (c) came
(c) testing point : present perfect + since past tense a verb in the past tense can mark the beginning of the period while the verb in the main clause is present perfect is the period continues until now

7. She told us tha she ...... him before.
a) Had never met
b) Hasn’t met
c) Had ever met
d) Didn’t meet
Answer is : (a) had never met
(c) testing point : sequence of tenses when the main verb is in the past tense, the verb in the object clause moves one tense further back in time

8. We must say in this hiding place ..... it is safe togo
a) After
b) Before
c) Until
d) Whenever
Answer is : (c) until
(c) testing point : until we are bound to be a penant until we can buy a house of our own

9. I saw somebody ...... away through the branches.
a) Will jump
b) Has jumped
c) Being jumped
d) Jump
Answer is : (d) jump
(d) testing point : to see somebody do 5th I saw him hit my son

10. I’m never quite certain about......these two words.
a) how to use
b) how used
c) how using
d) how usable
answer is: (a) how to use
(a)testing point : question word +to –infinitive I told him where to go.

11. The cyclist …………………………………….he crossed the main street.
a. Looked with caution after
b. Had looked cautiously before
c. Was looked cautious when
d. Looks cautious when
Answer: B
Choice (A) is verbose, using with caution rather cautiously. Also, it would make no sense to look cautiously after crossing the street. Choice (A) also uses simple past when past perfect is required. Choice (C) is passive and the sentence does not call for a passive meaning. Also using the adjective cautious would indicate that look in the sentence is a stative verb meaning appear, and that is not the meaning of the sentence. (D) Uses an incorrect sequence of tenses. The verb crossed is in the past.

12. Here …………………………………….notebook and report that I promise you last week.
a. Is the
b. Are the
c. Was the
d. Has been a
Answer : B
The subject notebook and report is plural, and choices (A),(C),(D) all contain singular verbs.

13. Neither Jane nor her brothers …………………………………a consent form for tomorrow’s field trip.
a. Need
b. Needs
c. Is needing
d. Has need
Answer : A
The plural verb need is required here because if there is a plural noun after nor, the verb must be plural.

14. Cuba is …………………………………..sugar- growing areas in the world.
a. One of the larger
b. One of largest
c. One of the largest
d. Largest
Answer : C
Choice (A) is incorrect because the superlative, not the comparative, must be used when more than two are expressed. Choices (B) and (D) are incorrect because the definite article the must be used before superlative.

15. The skiers would rather ………………………..through the mountain than go by bus.
a. To travel on train
b. Traveled by train
c. Travel by train
d. Traveling by train
Answer : C
The correct form is would rather + [verb in simple form]